Seorang penambang sedang memperbaiki boat |
Pelantar 2 (Guistar). Puluhan penambang boat
dan pompong keluhkan kenaikan BBM yang menurut rencana mulai 1 april mendatang
akan diberlakukan, tapi tarif angkut penumpang perorangnya sampai saat ini
masih stabil seperti biasa. Baik penambang yang mangkal di pelantar 2, KUD,
pelantar 1, hingga
pelantar utama Kampung bugis, masing-masing mengeluhkan kebijakan pemerintah
yang dianggap semakin mempersulit perekonomian penambang.
Sampai saat ini
penambang masih mengkeluh kesahkan pasca kebijakan pemerintah. Hingga
memungkinkan untuk para penambang saling rebut kejar setoran satu sama lain.
Apalagi sejak dulu hingga saat ini
penambang membeli minyak di kios-kios yang berdiri
ditengah perairan antara Tanjungpinang dan Kampung bugis. Di kios-kios tersebut
harga BBM lebih tinggi dari pada harga di pertamina. Dengan semakin naiknya
harga BBM di pertamina khususnya bensin
yang
direncanakan perliternya Rp.6.000 tersebut. Maka penambang terpaksa membeli
dengan harga yang lebih mahal dari itu bisa saja sampai Rp.6500 hingga Rp.7000
perliternya tergantung peletakan harga oleh pemilik kios.
Penambang kini
banyak kehilangan semangat untuk menambang hingga mereka berpikir untuk mencari
usaha yang belum pasti. Bahkan sebagian kecil dari mereka saat diwawancarai
menyatakan mau jual boat dan mesinnya saja karena sulitnya mencari nafkah
dengan menambang, apalagi dengan diadakannya kebijakan menaikkan harga BBM.
Selain
penambang-penambang yang memiliki kartu peserta penambang di salah satu pengkalan.
Ternyata masih ada penambang
liar yang mungkin lebih sulit mencari nafkah dari pada mereka yang memiliki
pangkalan. Pasca keluhan demi keluhan itu, Beruntung mereka tidak punya niat
untuk demo, karena jika hal itu terjadi tentunya aparat di Kantor Gubernur Kepri
ini pasti dibuat bingung dengan jumlah penambang yang terhitung tidak sedikit.(Agu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar