Seorang tukang parkir daerah jalan Pos |
Tanjungpinang (Guistar): Tak dapat dipungkiri kehadiran tukang parkir memang
ada disetiap titik keramaian kota. Seperti di pasar baru, Jalan Bintan, Jalan
Merdeka, komplek Bintan Indah Mal hingga Anjung Cahaya dan sebagainya. Nah,
kehadiran tukang parkir ini ternyata mengundang banyak kontroversi dari setiap
lapisan msyarakat.
Tak jarang kita sebagai
pengendara merasa risih dan terganggu
dengan keberadaan tukang parkir. “Sekali parkir seribu!? Padahal baru lima
menit”. Keluhan seperti ini sudah tak asing lagi didengar. Tapi tukang parkir
tetap saja tak perduli dengan hal itu.
Disamping itu semua,
kita tak dapat meluahkan kesalahan sepenuhnya terhadap tukang parkir. Karena
melihat kondisi kota yang sangat jarang ditemui area parkir resmi, memaksa para
pengendara memarkir kendaran di pinggiran jalan. Nah, lalu bagaimana reaksi
pemerintah menanggapi kondisi seperti ini?
Bagi sebagian
masyarakat, kehadiran tukang parkir hanya mengundang rasa jengkel. Karena tak
jarang mereka melalaikan kendaraan kita dan muncul kembali untuk meminta uang
parkir. Nah, peristiwa seperti ini
banyak kita jumpai di daerah parkir Batu dua dan Jalan bintan. Selain
itu keluhan berikutnya karena tak jarang tukang parkir meletakkan tarif seenaknya.
Seperti parkir pelantar dua Laut Jaya. Petugas parkir meminta bayaran lebih
dulu dengan tarif 2000 tapi tak menjaga kendaran kita dengan baik (pada
khususnya kendaran roda dua). Sehingga banyak warga yang mengeluhkan “Body
motorku lecet/stabilizer stang motorku hilang”.
Namun dibalik
keluhan-keluhan itu, ternyata tukang parkir juga membantu kita khususnya yang
baru bisa menyetir untuk dapat memarkir dan keluar area parkir dengan mudah.
Selain itu keberadaan mereka juga sangat membantu kita mencari tempat parkir
sehingga para pengendara tak perlu cemas tak bisa memarkir kendaraan. (Agu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar